Senin, 04 Juni 2012

Jadilah Sahabat Kemerdekaan dan Demokrasi

 


    Tahukah kamu berada dimanakah bangsa kita sekarang ? Ya, bangsa kita berada di zaman setelah kemerdekaan dan kehidupan berdemokrasi setelah era reformasi, dimana seluruh masyarakat memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara, dan mempunyai kebebasan mengeluarkan sikap dan pendapat, namun tetap harus mempertimbangkan dan menjunjung etika.
   Tapi sebagian besar dari kita terkadang telah menyalah artikan kemerdekaan dan demokrasi itu sendiri. Dengan atau tanpa disadari individu yang satu kerap kali merampas hak individu lain, sekelompok orang tertentu melakukan demonstrasi atau unjuk rasa disertai dengan tindak kekerasan sehingga merugikan sekelompok orang lainnya, belum lagi individu yang seringkali bertindak sewenang-wenang tanpa memikirkan individu yang lainnya. Sungguh memprihatinkan, ketika tindakan tersebut diapresiasi dan selalu saja mengatasnamakan kemerdekaan dan demokrasi.
    Oleh karena itu kita harus mulai mengembalikan dan mengubah pola pikir kita tentang kemerdekaan dan demokrasi. Seperti yang kita ketahui, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Sementara kemerdekaan adalah saat dimana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain, atau saat dimana sebuah negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya.
   Sudahkah kita atau bangsa kita merealisasikan bentuk kemerdekaan dan demokrasi seperti yang dimaksud ? Hal kecil yang dapat kita lakukan sebagai bentuk perwujudan kemerdekaan adalah toleransi. Toleransi adalah sikap menghormati dan menghargai orang lain. Individu yang satu seharusnya menghargai individu yang lainnya, rakyat menghormati pemerintah, dan pemerintah pun selayaknya menghargai rakyatnya. Namun faktanya, di Indonesia hal tersebut masih belum teralisasi. Contohnya saja, sekelompok agama tertentu kerap kali menghina bahkan mencaci maki kelompok agama lainnya dengan berbagai cara, baik melalui sebuah lagu, atau film, bahkan dengan pernyataan langsung sekalipun, dengan alasan bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar, dan lagi-lagi mengatasnamakan demokrasi sebagai penguat ataupun motivasinya untuk menyatakan hal tersebut.
    Tidak hanya rakyat saja, bahkan pemerintah atau aparatur negara sekalipun kerap kali melupakan hakikat demokrasi dan kemerdekaan itu sendiri. Hali ini dapat kita lihat dengan banyaknya kasus korupsi yang terjadi dikalangan pemerintah. Nah, kita seharusnya para generasi muda yang memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seharusnya mampu menciptakan demokrasi yang adil dan bertanggung jawab dan tetap memegang teguh norma-norma yang berlaku sesuai dengan pendidikan dan moral yang ada pada diri generasi muda. Serta tetap berlandaskan pada undang-undang dasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar